You Are Here: Home» Enterpreneur » Teknik Negosiasi Praktis (2)

Cuaca cerah, matahari terlihat indah sore ini. Abis mandi, abis sholat. Badan seger. Klik,klik,klik. Nyalain komputer, tancep flashdisk. Jreng, ngeblog lagi.He..Melanjutkan pembahasan kemaren tentang Teknik Negosiasi Praktis (1). Oiya, baru inget kalo judul yang ada atas sebenarnya terlintas begitu saja dikepalaku. Ndak tau kenapa, tiba-tiba tanagnku ngetiknya seperti itu. Tapi ndak apalah, ndak terlalu jelek-jelek amat.OK, kembali ke laptop..


Kalo kemaren kita sudah membahasa 2 langhkah pertama yang musti dilakukan, yaitu mengenal predikat dan metaprogram. Kali ini kita akan bahas tentang langkah-langkah selajutnya yang penting lainnya dalam menggunakan NLP dalam negosiasi.

3. Analog Marking 
Contoh sederhananya kalo kita sedang menawarkan barang tertentu. "Barang yang bagus (sambil memegang dan menunjuk produk kita), tentu berbeda dengan barang yang asal - asalan (menunjuk produk lain, atau menunjuk ke objek selain produk kita)" . Secara tidak langsung lawan bicara kita akan terpengaruh dengan dan "terdoktrin" dengan sikap yang kita lakukan tersebut. Cara ini dilakukan berulang-ulang lawan kita menjadi "terbiasa" dengan kegiatan tersebut. Sehingga secara tidak sadar pula frame berfikir kita akan terbentuk mengikuti apa yang sering kita dengar. Tidak percaya?. Kalo saya tanya "Apapun makanannya, minumnya..?". Sepertinya sebagian besar anda akan memiliki jawaban yang sama. He.. itulah pentingnya analog marking.

Dalam negosiasi ini menjadi penting untuk mengungkapkan hal yang kita mau dengan memanfaatkan gerak tubuh, arah pandangan, nada bicara, dan lain-lain. Sehingga harapannya lawan bicara kita menerima pesan yang ingin kita sampaikan tanpa kita secara langsung kita ucapkan.

4. Chunking Strategy
Pernahkah anda mengkategorikan sesuatu hal memberinya memberinya nama kategori?. Misalkan jenis kategori adalah buah, hewan, kendaraan, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam ketegori itu misalnya apel, jeruk, semangka, dan mangga anda masukkan dalam kategori buah. Kemudian kadal, kerbau, sapi, dan cicak anda masukkan dalam kategori hewan, dan seterusnya.

Proses pengumpulan informasi sehingga penonton dapat dengan mudah memahami dikenal sebagai chungking. Chungking dibagi menjadi tiga yaitu Chungking up, chungking down dan chungking side. "In NLP, ‘chunking up’ refers to moving to more general or abstract pieces of information. While ‘chunking down’ means moving to more specific or detailed information", begitu kira-kira kata orang-orang NLP. Sedangkan chunking side lebih kepada mancari arternatif lain.

5. Pacing dan Leading
<Pacing diartikan sebagai mensejajarkan, yaitu upaya kita untuk meniru, menyamakan, mencocokkan atau memenuhi kebutuhan orang lain. Istilah dalam berbagai praktik pacing adalah mirroring  (menirukan, menyamakan) dan matching (mencocokkan, memenuhi kebutuhan).

Setelah merasa berhasil melakukan pacing, sekarang giliran melakukan leading.Leading dilakukan dengan tujuan pendekatan agar orang lain mengikuti kemauan kita, kitapun seringkali mempraktikkan hal ini. Kita melakukan beberapa langkah untuk membuat lawan bicara kita merasa nyaman, merasa di posisi yang sama. Singkatnya kita membuatnya sejajar dan memperpendek ‘jarak’ antara kita dengan lawan bicara kita. Ketika kita telah di posisi yang sama, dengan relatif mudah kita bisa mengarahkannya untuk melakukan kemauan kita.  


Sumber Gambar:
http://edge.papercutpm.com/
Tags: Enterpreneur

0 comments

Leave a Reply